Kamis, 19 Juni 2008

PARADIGMA DAN PROSEDUR PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang hasil temuannya diperoleh malalui hitungan atau statistik atau berbasis pada angka. Penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variable dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.

Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Aguste Comte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu social, maka metode-metode IPA harus diadopsi kedalam riset-riset ilmu social.

Penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para peneliti melalui metode tertentu, metode tersebut dikenal dengan nama paradigma.

Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma keilmuan) dan naturalistic paradigm (paradigma ilmiah). Paradigma ilmiah bersumber pada pandangan positivisme sedangkan pandangan alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis, sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Para positivis mencari fakta dan penyebab fenomena social, tetapi luring mempertimbangkan keadaan subjek individu.

Metode yang sering digunakan adalah eksperimental, deskripsi, survei dan enemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literature yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.

Richard dan Cook mengemukakan perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dengan kualitatif sebagai berikut:

Paradigma Kualitatif

Paradigma Kuantitatif

Menganjurkan pemakaian metode kualitatif

Menganjurkan pemakaian metode kuantitatif

Bersandar pada fenomenologis dan verstehen, perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandang pelaku itu sendiri

Bersandar pada positivisme logika, mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala social dengan mengesampingkan keadaan-keadaan individu

Pengamatan berlangsung secara alamiah (naturalisme) dan tidak dikendalikan (uncontrolled)

Pengamatan dilandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obstrusiv)

Bersifat subyektif

Bersifat obyektif

Dekat dengan data, bertolak dari perspektif dari dalam individu atau masyarakat yang diteliti

Jauh dari data, bertolak dari sudut pandang dari luar

Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan (discovery oriented), bersifat deskriptif, dan induktif

Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada penguji (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik

Berorientasi pada proses

Berorientasi pada hasil

Valid, data bersifat mendalam, kaya, dan nyata

Reliable, data keras dan dapat diulang

Tidak dapat digeneralisasikan, studi di atas kasus tunggal

Dapat digeneralisasikan, studi atas banyak kasus

Bersifat holistic

Bersifat partikularistik

Mengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik

Mengasumsikan adanya realitas yang stabil

Langkah-langkah penelitian kuantitatif:

1. Latar belakang masalah, secara rinci latar belakang masalah berisi:

a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.

b. Penjelasan-penjelasan akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.

c. Penjelasan danpak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian.

d. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, actual dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman.

e. Relevansinya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

f. Gambaran hasil penelitian dan menfaatnya bagi masyarakat aatu negara dan bagi perkembangan ilmu.

2. Identifikasi, pemilihan dan perusan masalah:

a. Identifikasi masalah.

b. Pemilihan masalah.

c. Sumber masalah.

d. Perumusan masalah.

e. Perumusan tujuan dan manfaat tujuan.

f. Telaah pustaka.

g. Pembentukan kerangka teori.

h. Perumusan hipotesis.

i. Definisi operasional variable penelitian.

Tidak ada komentar: