PARADIGMA DAN PROSEDUR PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang hasil temuannya diperoleh malalui hitungan atau statistik atau berbasis pada angka. Penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variable dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.
Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme yang dipelopori oleh Aguste Comte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu social, maka metode-metode IPA harus diadopsi kedalam riset-riset ilmu social.
Penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para peneliti melalui metode tertentu, metode tersebut dikenal dengan nama paradigma.
Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma keilmuan) dan naturalistic paradigm (paradigma ilmiah). Paradigma ilmiah bersumber pada pandangan positivisme sedangkan pandangan alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis, sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Para positivis mencari fakta dan penyebab fenomena social, tetapi luring mempertimbangkan keadaan subjek individu.
Metode yang sering digunakan adalah eksperimental, deskripsi, survei dan enemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literature yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
Richard dan Cook mengemukakan perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dengan kualitatif sebagai berikut:
Paradigma Kualitatif | Paradigma Kuantitatif |
Menganjurkan pemakaian metode kualitatif | Menganjurkan pemakaian metode kuantitatif |
Bersandar pada fenomenologis dan verstehen, perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandang pelaku itu sendiri | Bersandar pada positivisme logika, mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala social dengan mengesampingkan keadaan-keadaan individu |
Pengamatan berlangsung secara alamiah (naturalisme) dan tidak dikendalikan (uncontrolled) | Pengamatan dilandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obstrusiv) |
Bersifat subyektif | Bersifat obyektif |
Dekat dengan data, bertolak dari perspektif dari dalam individu atau masyarakat yang diteliti | Jauh dari data, bertolak dari sudut pandang dari luar |
Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan (discovery oriented), bersifat deskriptif, dan induktif | Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada penguji (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik |
Berorientasi pada proses | Berorientasi pada hasil |
Valid, data bersifat mendalam, kaya, dan nyata | Reliable, data keras dan dapat diulang |
Tidak dapat digeneralisasikan, studi di atas kasus tunggal | Dapat digeneralisasikan, studi atas banyak kasus |
Bersifat holistic | Bersifat partikularistik |
Mengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik | Mengasumsikan adanya realitas yang stabil |
Langkah-langkah penelitian kuantitatif:
1. Latar belakang masalah, secara rinci latar belakang masalah berisi:
a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
b. Penjelasan-penjelasan akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
c. Penjelasan danpak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian.
d. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, actual dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman.
e. Relevansinya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
f. Gambaran hasil penelitian dan menfaatnya bagi masyarakat aatu negara dan bagi perkembangan ilmu.
2. Identifikasi, pemilihan dan perusan masalah:
a. Identifikasi masalah.
b. Pemilihan masalah.
c. Sumber masalah.
d. Perumusan masalah.
e. Perumusan tujuan dan manfaat tujuan.
f. Telaah pustaka.
g. Pembentukan kerangka teori.
h. Perumusan hipotesis.
i. Definisi operasional variable penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar